Kasih Tuhan Dalam Kenaifanku

Family / 28 April 2008

Kalangan Sendiri

Kasih Tuhan Dalam Kenaifanku

Admin Spiritual Official Writer
8344

Suami Lestari adalah seorang yang keras. Saat menjalani hubungan dengan Lestari, tidak ada seorangpun yang dapat menghalanginya. Bahkan orang tua Lestari pun ditantang untuk tidak menghalangi hubungan mereka. Tentu saja sikap suaminya saat itu membuat semua orang yang mengenal Lestari tidak menyetujui hubungan mereka. Bahkan ayah Lestari sendiri memilih untuk mati daripada melihat Lestari menikah dengan lelaki kasar seperti itu. Teman dan bahkan pembantu Lestari sekalipun tidak setuju dengan hubungan Lestari. Namun Lestari tetap melanjutkan hubungannya. Lestari sepertinya tidak dapat melepaskan pria itu sampai akhirnya mereka pun menikah.

Namun pernikahan itu jauh dari apa yang Lestari harapkan. Hari-hari Lestari dilalui dengan kekerasan. Lestari sangat sedih melihat kehidupan pernikahan yang dijalaninya. Sampai akhirnya Lestari memutuskan untuk pergi ke Sukabumi menenangkan pikirannya. Namun Lestari tak dapat lama tinggal di sana karena hatinya sangat gelisah. Lestari merasa telah terjadi sesuatu saat ia meninggalkan suaminya di rumah.

Setibanya di rumah, pembantunya mengatakan kalau suaminya telah pergi dengan perempuan lain yang tak dikenalnya. Ternyata perasaan Lestari benar, selama ia di Sukabumi suaminya telah membawa perempuan lain ke atas ranjang mereka yang seharusnya hanya untuk Lestari dan suaminya. Lestari melihat foto seorang wanita terpajang di atas ranjang mereka. Lestari hanya bisa tertegun, hatinya seperti diiris sembilu, pedih sekali.

Malam itu Lestari stress berat, sehingga ia meminum banyak bir supaya dapat tidur. Dan selama empat hari, Lestari tidak makan dan tidur. Sepertinya langit di atas runtuh menimpa kepalanya. Kebetulan ada sebuah Alkitab di kamarnya yang sudah lama tidak dibukanya. Lestari kemudian mengambil dan membacanya. Saat Lestari membuka Alkitab, matanya tertuju pada sebuah kalimat, "Jangan engkau takut, jangan engkau gentar".

Setelah sekian lama waktu berlalu, Lestari mengira suaminya telah menyadari kesalahannya. Tapi ternyata, suaminya masih tetap pada obsesinya terhadap wanita. Suaminya mengatakan bahwa ia mencintai wanita lain dan bermaksud menikahi wanita itu. Namun suaminya berjanji jika pernikahannya dengan wanita itu gagal, maka ia akan kembali kepada Lestari. Berpegang pada janji suaminya, Lestari mengijinkan suaminya untuk menikah kembali meskipun hatinya sebenarnya pedih sekali.

Setahun kemudian pernikahan suaminya gagal dan Lestari ingat akan janji suaminya yang akan kembali padanya. Lestari pun mendatangi suaminya dan menagih janji yang pernah diucapkannya dulu. Namun yang terjadi sungguh benar-benar di luar dugaan Lestari. Dengan kasar, suaminya malah mengusir Lestari pergi dan mengatakan bahwa dirinya sudah tidak mencintai Lestari lagi.

Lestari pun menginap di rumah temannya dan ia terus-menerus menangis dari malam sampai pagi. Setiap hari Lestari hanya duduk merokok sampai ia dapat menghabiskan tiga bungkus sehari. Tidak ada yang berani melarang Lestari karena Lestari sama sekali tidak mau diganggu.

Hingga pada suatu hari, tetangganya mengajak Lestari ke gereja. Entah kenapa Lestari pun menerima ajakan itu. Pada saat mendengarkan khotbah, Lestari merasa bahwa dirinya itu sebenarnya sangat berharga. Karena Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mengangkat dirinya yang telah berdosa. Lestari menangis, dirinya menemukan tangan Tuhan sedang terulur kepadanya. Dan kejadian itu merupakan momen yang sangat indah bagi Lestari. Lestari pun memberikan hidupnya kepada Yesus. Sejak saat itu Lestari bangkit lagi. Lestari sangat bahagia dapat hidup bersama Yesus.

Sejak peristiwa itu, Lestari menghidupi kedua anaknya seorang diri. Saat ini kedua anaknya sudah beranjak dewasa tanpa merasakan kasih sayang ayahnya. Dalam kerinduan mereka terhadap kehadiran seorang ayah, tak pernah terlontar dari mulut mereka perkataan kutuk dan benci terhadap ayahnya.

"Tuhan, saya rindu kasih sayang seorang bapak. Saya rindu kasih sayang seorang ayah. Saya membutuhkan figur seorang ayah saat ini. Kalau suatu saat nanti dia datang kepada saya dan dia mengaku salah, saya akan peluk dia," ujar Steve, anak pertama Lestari.

"Stella sayang sama bapak. Sampai sekarang kita selalu berharap kalau bapak akan kemabali sama mama, sama Tella. Tella selalu berharap supaya papa bisa sayang sama Tella. Walaupun sejahat-jahatnya papa, tetap papa itu ada sisi baiknya. Tella selalu sayang sama papa, tidak pernah ada rasa benci sampai sekarang, karena mama juga tidak pernah ajarin Tella benci papa," ujar Stella, anak kedua Lestari.

"Saya kalau dulu masih ada kesal dengan suami saya. Tapi saat ini sama sekali tidak ada lagi perasaan itu. Bahkan saya sangat mengasihi suami saya. Dan saya percaya Tuhan sudah memberikan kepada saya hidup yang kekal. Dan saya hanya dapat bersyukur kepadanya," ujar Lestari menutup kesaksiannya. (Kisah ini sudah ditayangkan 10 Maret 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :
Lestari
Sumber : http://www.layartancap.com/ltcplayerv1.swf?doc=JjmVXAL0kImjXtgSBADNXjhSZAtSbzWsU4v6kItNJIvS_kJKUHPsZuEf3u8aXjr4
Halaman :
1

Ikuti Kami